Ganjar-Mahfud Keok di Kandang Sendiri, Cuma Menang di 2 Wilayah Jateng

Di 'kandang' sendiri, Ganjar-Mahfud hanya memperoleh 32,49% suara di Jawa Tengah

Ganjar-Mahfud Keok di Kandang Sendiri, Cuma Menang di 2 Wilayah Jateng
Ganjar-Mahfud keok di kandang sendiri, yaitu Jateng. Mereka hanya menang dukungan di Boyolali dan Wonogiri.

Cydem.co.id' Jakarta - Pasangan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengalami kekalahan telak dalam Pemilihan Presiden 2024, memperoleh hanya 16,73 persen suara nasional menurut rekapitulasi sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Senin (26/2). Kekalahan ini mengejutkan, terutama karena Ganjar, yang merupakan kader PDIP dan eks Gubernur Jawa Tengah, bahkan kalah di 'kandang'nya sendiri.

Di Jawa Tengah, tempat asal Ganjar Pranowo, pasangan tersebut hanya berhasil memperoleh 32,49 persen suara. Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendominasi dengan meraih 53,03 persen suara, dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 12,68 persen suara.

Dari 29 kabupaten dan 6 kota di Jawa Tengah, Ganjar-Mahfud hanya berhasil meraih kemenangan di dua kabupaten, yakni Kabupaten Boyolali dan Wonogiri, dengan masing-masing perolehan suara 335.973 dan 262.969. Namun, meskipun Ganjar-Mahfud kehilangan dukungan mayoritas di Jawa Tengah, PDIP, partai pengusung mereka, tetap menjadi partai peraih suara terbanyak baik di Jawa Tengah maupun secara nasional, dan diprediksi sebagai pemenang Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, mengatribusikan kekalahan Ganjar-Mahfud pada migrasi suara pemilih dari basis PDIP ke pasangan Prabowo-Gibran. Menurutnya, PDIP gagal mempertahankan loyalitas pemilihnya untuk memilih pasangan yang didukung oleh partai.

"Salah satu penjelas mengapa pasangan Ganjar Pranowo atau pasangan 03 itu tidak mampu memenangkan pertarungan atau suaranya seperti itu, antara lain karena mereka tidak mampu mempertahankan loyalitas dari pemilih PDIP untuk tetap memilih pasangan yang diajukan oleh PDIP," kata Djayadi.

Kekalahan telak Ganjar-Mahfud ini memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika politik nasional, menunjukkan pergeseran dukungan pemilih dan kekuatan politik di tingkat lokal dan nasional. Hal ini menandai perubahan besar dalam lanskap politik Indonesia dan dapat mempengaruhi strategi politik partai-partai besar di masa depan.