Debat Ketiga Pilpres 2024: Anies Siap Bahas Kontroversi Pengungsi Rohingya di Indonesia
Pengungsi Rohingya di Indonesia terkait dengan konflik etnis di Myanmar
Cydem.co.id' Jakarta - Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, menyatakan kesiapannya untuk membahas isu kontroversial pengungsi Rohingya dalam debat capres yang akan digelar Minggu ini. Pernyataan tersebut disampaikan di Ciamis Islamic Centre, Kabupaten Ciamis, yang menjadi sorotan karena sentuhan kontroversi yang terjadi terkait kedatangan pengungsi etnis Rohingya yang melarikan diri dari konflik di Myanmar.
Kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia memicu reaksi beragam di masyarakat. Salah satu insiden mencengangkan terjadi pada 27 Desember tahun lalu, di mana sekelompok mahasiswa dari Universitas Al Washliyah, Universitas Abulyatama, dan Bina Bangsa Getsempena secara paksa mengusir para pengungsi tersebut. Aksi tersebut dilakukan melalui demonstrasi di Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), memunculkan pertanyaan serius tentang tanggapan masyarakat terhadap krisis kemanusiaan ini.
Debat ketiga Pilpres 2024 akan menjadi panggung bagi tiga calon presiden untuk beradu gagasan. Tema yang diangkat melibatkan isu-isu krusial seperti Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri. KPU juga telah menunjuk 11 panelis untuk memberikan arahan dan pertanyaan kepada para calon.
Dalam inovasi yang menarik, KPU telah menetapkan Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki, jurnalis dari MNC Group, sebagai moderator debat ketiga Pilpres. Moderator kali ini diberi kesempatan untuk menanyakan kepanjangan dari singkatan atau akronim kepada calon presiden yang mengajukan pertanyaan, menjadikan substansi debat lebih jelas dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Debat ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi calon presiden untuk menunjukkan visi dan rencana mereka terkait isu-isu penting, tetapi juga menjadi momen penting untuk mengeksplorasi solusi konkret terkait krisis kemanusiaan, seperti pengungsi Rohingya. Anies Baswedan, dengan komitmennya untuk membahas isu ini, bisa menjadi pionir dalam menyuarakan solusi dan tanggapan tegas terhadap tantangan kemanusiaan yang dihadapi oleh pengungsi Rohingya di Indonesia.