Analisis Gestur dan Penampilan Capres dalam Debat Pertama Pilpres 2024
Debat menjadi sorotan masyarakat karena memperlihatkan dinamika politik yang beragam
Cydem.co.id' Jakarta - Dalam debat pertama Calon Presiden Pilpres 2024 yang berlangsung di kantor KPU Jakarta, Anies Baswedan memukau dengan gestur yang menunjukkan penguasaan panggung dan citra sebagai politisi intelek. Meski begitu, analis menyoroti bahwa Anies belum sepenuhnya membahas substansi debat secara konkret, lebih cenderung pada konseptual.
Sementara itu, Prabowo Subianto kembali menunjukkan gestur komunikasi militeristik dengan bahasa keras yang mencerminkan kepercayaan diri atas pengalaman memimpin. Namun, kekurangan Prabowo terletak pada kemampuan retorikanya yang minim, membuatnya terlihat kesulitan menyampaikan ide dan gagasan secara efektif. Terdapat juga penilaian bahwa gestur Prabowo terkadang tak mampu dikontrol dengan baik, seperti yang terlihat saat berdebat dengan Anies.
Di pihak lain, Ganjar Pranowo mencoba memanfaatkan debat sebagai ajang untuk meningkatkan popularitas. Penampilannya yang mencolok dengan pemilihan pakaian yang unik, seperti kemeja bertuliskan "sat set" dan sepatu sneakers, disorot sebagai strategi untuk menarik perhatian pemilih muda. Meski berhasil membranding dirinya sebagai politisi dan birokrat yang mumpuni, Ganjar dinilai masih bimbang antara kelanjutan pembangunan yang dicanangkan Jokowi atau perubahan.
Debat selama 120 menit itu mencakup berbagai tema, seperti pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Dua jurnalis televisi, Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel, bertindak sebagai moderator, sementara 11 panelis akademisi dari berbagai perguruan tinggi negeri menyusun pertanyaan untuk para calon presiden.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa setiap capres memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam menyampaikan gagasan dan merespons pertanyaan. Gestur dan penampilan mereka turut menjadi fokus perbincangan, memperkaya dinamika kontestasi politik jelang Pilpres 2024.