Krisis Kemanusiaan di RS Al Shifa Gaza: Mayat Menumpuk, Kondisi Bak 'Kiamat'
Rumah Sakit Al Shifa Gaza menghadapi krisis kemanusiaan karena mayat menumpuk di halaman akibat gempuran militer Israel
Cydem.co.id' Jakarta - Rumah Sakit Al Shifa di Gaza mengalami situasi yang mendekati bencana kemanusiaan, dengan mayat-mayat yang menumpuk di halaman karena kesulitan penguburan akibat gempuran militer Israel. Dokter dan petugas medis dihadapkan pada tantangan serius, terpaksa meletakkan jenazah di luar rumah sakit karena risiko ditembaki oleh pasukan Israel.
Dilansir dari saksi mata dan laporan Middle East Eye, keadaan di rumah sakit terbesar di Gaza ini disebut-sebut seperti "kiamat". Israel disebut mengepung rumah sakit dengan tank, pesawat tempur, dan penembak jitu, membuatnya sulit bagi siapa pun untuk memasuki atau meninggalkan gedung tersebut.
Para warga Palestina melaporkan bahwa tank dan pesawat tempur Israel siap menembaki setiap objek bergerak di sekitar rumah sakit, tanpa membedakan apakah itu petugas medis, pasien, atau warga sipil yang mencari perlindungan di dalam gedung tersebut.
Mustafa Sarsour, seorang jurnalis di Al Shifa, menjelaskan bahwa para dokter dihadapkan pada dilema sulit karena tidak bisa menguburkan jenazah di tengah ancaman tembakan. Krisis bahan bakar dan listrik semakin memperburuk situasi, mengakibatkan lemari pendingin jenazah tidak berfungsi dan membuat mayat-mayat itu terancam membusuk.
Kondisi ini membuat dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya di RS Al Shifa Gaza terjebak di dalamnya, merawat pasien dengan keterbatasan sumber daya. Krisis kesehatan ini semakin diperparah oleh serangan militer Israel terhadap kompleks rumah sakit, yang diakui sebagai pusat komando dan operasional oleh IDF (Pasukan Pertahanan Israel).
Direktur umum RS Al Shifa, Dr. Munir Al Bursh, melaporkan bahwa pasukan Israel telah menggeledah ruang bawah tanah rumah sakit, menambah ketegangan di tengah situasi yang sudah sulit. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai narasi palsu yang bertujuan memberi "lampu hijau" bagi Israel untuk melanjutkan tindakan kejamnya di Gaza.
Korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza terus meningkat, mencapai angka yang mencemaskan. Dengan jumlah korban mencapai 11.240 orang, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan, konflik ini menciptakan krisis kemanusiaan yang memerlukan perhatian mendesak dari komunitas internasional.