Kontroversi Pernyataan Jokowi: Politisi Elite PDIP Soroti Kontradiktif dan Elektabilitas Prabowo-Gibran Dituding 'Mandek'
Deddy menilai pernyataan Jokowi mencerminkan pola perilaku kontradiktif dan ketidakkonsistenan, khususnya terkait jabatan anaknya, Gibran
Cydem.co.id' Jakarta - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Deddy Yevry Sitorus, menyoroti pernyataan terbaru Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengizinkan dirinya dan para menteri untuk berpihak dan berkampanye dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurut Deddy, hal ini hanya mencerminkan pola perilaku kontradiktif yang selalu melekat pada Jokowi, dengan mencontohkan sejumlah pernyataan sebelumnya yang berbeda dengan realitas yang terjadi.
"Waktu dengan PDIP kan juga gitu. 'Anak saya (Gibran) masih muda, baru dua tahun jadi walkot'. Jadi Pak Jokowi ternyata tidak hanya tidak konsisten, tapi emang sudah karakternya suka bohong," ungkap Deddy, mengecam sifat inkonsistensi Jokowi.
Deddy juga menilai bahwa pernyataan Jokowi ini muncul karena situasi elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dianggap "mandek". Ia menegaskan bahwa pernyataan semacam itu tidak akan dikeluarkan jika situasinya dalam keadaan baik.
"Kalau elektabilitas Prabowo dan anaknya dalam posisi yang baik tentu tidak perlu dia vulgar ini. Itu jelas-jelas dalam kondisi panik. Jadi, survei-survei mereka sudah di atas 50 persen itu adalah kebohongan dan sampah," tegas Deddy.
Pernyataan kontroversial Jokowi ini sebagai respons terhadap kritik terhadap menteri-menteri yang aktif berkampanye dalam Pilpres 2024. Meskipun Jokowi menyatakan bahwa seorang presiden boleh memihak dan berkampanye selama mengikuti aturan kampanye dan tidak menggunakan fasilitas negara, Deddy meragukan keaslian pernyataan tersebut.
Deddy mengkritik bahwa presiden seharusnya tidak perlu mengeluarkan pernyataan semacam itu jika situasinya dalam keadaan baik, menunjukkan ketidakpastian dalam kondisi politik yang saat ini berkembang.