Israel Terus Gempur Palestina, 50 Mobil Militer Serbu RS di Tepi Barat
Blokade total oleh Israel memperparah krisis kemanusiaan di Gaza, memaksa ribuan warga untuk merangsek masuk ke gudang bantuan PBB demi mendapatkan bahan pokok yang langka
Cydem.co.id' Jakarta - Eskalasi kekerasan di Timur Tengah semakin memburuk dengan serangan Israel yang menargetkan Rumah Sakit Ibnu Sina di Jenin, Tepi Barat Palestina. Pada Senin (30/10) dini hari, sekitar 50 kendaraan lapis baja Israel dilaporkan menyergap rumah sakit tersebut dalam serangan yang Al Jazeera sebut "berskala besar".
Wartawan Al Jazeera yang berada di lokasi melaporkan bahwa konvoi kendaraan militer Israel, termasuk buldoser kelas militer, memasuki Jenin dan menuju RS Ibnu Sina. Video amatir merekam bentrokan sengit antara pasukan Israel dan warga Palestina di sekitar rumah sakit, menyebabkan setidaknya satu orang tewas dan tiga lainnya terluka, menurut keterangan dokter yang diwawancarai Al Jazeera.
Situasi semakin tegang di wilayah tersebut sejak serangan mendadak oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober lalu. Serangan ini memicu konflik bersenjata yang terus meningkat antara pasukan Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza. Kelompok Hamas juga mengklaim terlibat dalam "pertempuran sengit" melawan militer Israel di Gaza pada Minggu (29/10).
Pada saat yang sama, pasukan Israel dilaporkan melancarkan serangkaian serangan udara di sekitar Rumah Sakit Al Quds, rumah sakit terbesar kedua di Gaza. Israel telah mengumumkan niatnya untuk meningkatkan serangan darat di Gaza dan bahkan merencanakan invasi darat.
Menurut data Associated Press (AP), jumlah korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza mencapai 8.005 orang, dengan lebih dari 20.200 orang lainnya terluka. Mayoritas korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Di Tepi Barat Palestina, jumlah korban tewas mencapai 116 orang, sementara 2.000 orang lainnya terluka.
Sementara itu, Israel juga memperketat blokadenya di Gaza, membatasi akses ke bantuan kemanusiaan dan menyebabkan krisis kemanusiaan semakin parah. Ribuan warga Gaza bahkan telah merangsek ke gudang bahan makanan milik PBB untuk memperoleh bahan pokok. "Tatanan sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan ketat di Gaza," ungkap pernyataan resmi PBB.
Ketegangan ini terus memperumit upaya-upaya perdamaian di kawasan tersebut, meninggalkan dunia internasional dalam keprihatinan mendalam atas nasib rakyat Palestina yang terus menderita akibat konflik yang berkepanjangan ini.