Ancaman AS kepada Korut: Serangan Nuklir Akan Berakhirkan Rezim Kim Jong Un
Korea Utara tetap mempertahankan program nuklirnya sebagai elemen kunci kelangsungan hidup rezim Kim Jong Un
Cydem.co.id' Jakarta - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan mengeluarkan pernyataan bersama pada Sabtu (16/12), mengulangi peringatan keras bahwa setiap serangan nuklir dari Korea Utara akan menyebabkan "berakhirnya rezim Kim". Pernyataan ini menegaskan kembali komitmen AS untuk memberikan perlindungan luas terhadap Korea Selatan dan memberikan respons cepat, luar biasa, dan tegas terhadap serangan nuklir.
Presiden Joe Biden sebelumnya telah mengingatkan bahwa tindakan semacam itu akan membawa konsekuensi serius, menciptakan ketegangan baru dalam dinamika geopolitik di kawasan Asia. Korea Utara, yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir tak tergoyahkan, terus mempertahankan program nuklirnya, meningkatkan kekhawatiran keamanan regional.
Pernyataan tersebut juga menyoroti bahwa AS berkomitmen untuk memberikan pencegahan yang lebih luas terhadap Republik Korea Selatan (ROK), mencakup seluruh kemampuan militer termasuk kemampuan nuklir. Ancaman serangan nuklir dari Korea Utara terhadap Korea Selatan akan dihadapi dengan respons cepat dan tegas, menciptakan latar belakang ketegangan yang melibatkan negara-negara tersebut.
Sementara itu, Korea Utara tetap teguh dalam pendiriannya sebagai negara nuklir dan tidak akan pernah menghentikan program nuklirnya. Langkah-langkah provokatif seperti penempatan satelit mata-mata militer ke orbit baru-baru ini menambah ketegangan di kawasan tersebut. Dalam konteks ini, AS mengingatkan bahwa serangan nuklir dari Korut akan membawa akibat serius dan mengancam eksistensi rezim Kim Jong Un.
Dengan kondisi geopolitik yang semakin rumit, pernyataan ini menciptakan fokus pada potensi konflik di kawasan Asia Timur. Ancaman AS yang tegas dan responsif mencerminkan upaya untuk menjaga stabilitas regional dan memitigasi risiko potensial. Namun, sambil menekankan peringatan ini, diplomasi dan dialog tetap menjadi elemen penting dalam penyelesaian jangka panjang terhadap ketegangan di Semenanjung Korea.