Ade Armando Pertanyakan KPU, Suaranya Naik Drastis Hingga 400 Ribu

Ade Armando menyarankan KPU menunda publikasi hasil real count hingga kepastian data akurat tersedia

Ade Armando Pertanyakan KPU, Suaranya Naik Drastis Hingga 400 Ribu
Politikus PSI Ade Armando menyarankan KPU agar tidak memublikasikan hasil real count Pileg DPR di website sebelum data akurat.

Cydem.co.id' Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, mengungkapkan keheranannya terhadap perubahan drastis perolehan suaranya selama proses real count Pemilihan Legislatif DPR. Ia menyoroti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan menyarankan penundaan publikasi hasil rekapitulasi suara hingga kepastian data yang akurat dapat dipastikan.

Ade Armando mengekspresikan keprihatinannya melalui akun media sosialnya, Rabu (21/2), menyatakan, "Saya sarankan KPU tidak memublikasi dulu hasil rekapitulasi suara pemilihan anggota DPR sebelum ada kepastian data yang akan ditampilkan akurat."

Menurut Ade, data yang disajikan di website KPU terkait jumlah pemilih di dapil DKI Jakarta II, yang mencakup Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri, mengalami fluktuasi yang membingungkan. Awalnya hanya 6 ribu suara, kemudian melonjak drastis hingga mencapai 400 ribu. Ade menyebut hal ini di luar akal sehat.

"Pagi ini tampaknya terjadi pembenahan besar-besaran sehingga suara pemilih saya turun menjadi 26 ribu. Pada pukul 12 turun lagi menjadi 24 ribu. Pada pukul 14.30 bahkan turun lagi jadi 23 ribu. Mudah-mudahan besok tidak terus turun sampai tinggal di bawah 10 ribu misalnya," paparnya.

Ade Armando mengakui bahwa persoalan ini tidak hanya terjadi di dapil Jakarta II, melainkan juga di banyak dapil lainnya. Meskipun memahami kompleksitas data yang dihadapi KPU, ia berpendapat bahwa masalah ini seharusnya telah diantisipasi sebelumnya.

"Paling menakutkannya kalau lantas banyak tuduhan KPU memang sengaja berusaha mengacaukan jalannya penghitungan suara yang objektif," tambahnya.

Sebagai tokoh publik, Ade berharap KPU segera melakukan pembenahan dan memastikan keakuratan data sebelum mempublikasikan hasil real count. Hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap integritas pemilihan.