Mesir Berinvestasi Rp900 Triliun untuk Ibu Kota Baru di Gurun Pasir

Mesir mengalokasikan Rp900 triliun untuk membangun ibu kota baru, New Administrative Capital (NAC)

Mesir Berinvestasi Rp900 Triliun untuk Ibu Kota Baru di Gurun Pasir
Mesir menggelontorkan US$58 miliar atau sekitar Rp900 triliun untuk membangun ibu kota baru yang berlokasi 45 km di timur Kairo. Ilustrasi.

Cydem.co.id' Jakarta - Mesir mengumumkan investasi sebesar Rp900 triliun atau US$58 miliar untuk membangun ibu kota baru yang terletak 45 km di timur Kairo. Megaproyek ini, yang dikenal sebagai New Administrative Capital (NAC), menjadi langkah besar dalam menampung pertumbuhan populasi yang diinginkan oleh Presiden Abdel Fattah al-Sisi.

Pembangunan NAC dimulai pada 2015 dan dipimpin oleh Administrative Capital for Urban Development (ACUD). Meskipun beberapa proyek mengalami penundaan, Khaled Abbas, Ketua ACUD, mengungkapkan bahwa sejumlah besar karyawan kementerian/lembaga Mesir telah pindah ke NAC sejak Juni 2023.

Pada tahap pertama pembangunan, NAC telah meluncurkan proyek-proyek unggulan, termasuk menara setinggi 70 lantai, gedung opera dengan lima aula, masjid besar, dan katedral terbesar di Timur Tengah. Infrastruktur transportasi juga telah menjadi fokus, dengan kereta listrik mulai beroperasi pada musim semi dan rencana monorel layang yang akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2024.

Sebanyak 100 ribu unit rumah telah selesai dibangun, dan lebih dari 1.200 keluarga telah memutuskan untuk pindah ke NAC. Selain itu, bank-bank besar dan pelaku bisnis lainnya dijadwalkan untuk merelokasi kantor pusat mereka ke NAC pada kuartal pertama 2024.

Meskipun proyek ini mendapatkan dukungan dari pemerintah, beberapa pihak mengkritiknya karena potensi peningkatan utang Mesir. Presiden al-Sisi, bagaimanapun, bersikeras bahwa NAC akan menjadi motor penggerak pertumbuhan dan modernisasi Mesir.

Dalam rencana jangka panjang, NAC diharapkan menjadi pusat teknologi tinggi di Mesir. Tahap kedua pembangunan dijadwalkan dimulai akhir tahun ini hingga 2027 dengan investasi mencapai 250 miliar pound Mesir-300 miliar pound Mesir (sekitar Rp150 triliun). Rencana untuk tahap pembangunan selanjutnya juga masih dalam perencanaan.

Meskipun proyek ini menghadapi beberapa kritikan, pemerintah Mesir optimis bahwa NAC akan membawa dampak positif signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan negara tersebut. Langkah Mesir ini menuai perhatian global sebagai salah satu megaproyek paling ambisius di dunia saat ini.