Mahfud MD: Orang yang Memilih karena Disuap Itu Seperti Binatang

Mahfud MD menyebut orang yang memilih karena disuap seperti binatang yang kehilangan nurani

Mahfud MD: Orang yang Memilih karena Disuap Itu Seperti Binatang
Cawapres Mahfud MD mengingatkan masyarakat agar menolak disuap dalam menentukan pilihan pada Pilpres 2024.

Cydem.co.id' Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut tiga, Mahfud MD, mengingatkan masyarakat tentang pentingnya membuat pilihan dalam Pilpres 2024 tanpa adanya tekanan atau suap. Mahfud berpendapat bahwa orang yang memilih karena diteror, disuap, atau ditekan, dan tidak sesuai dengan hati nurani, dapat disamakan dengan binatang. Menurutnya, meskipun mereka memiliki mata dan telinga, mereka tidak melihat dan mendengar kebenaran.

Dalam Orasi Kebangsaan di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, pada Senin (18/12), Mahfud menyampaikan pesannya agar masyarakat tidak mau diteror, ditekan, atau bahkan mau menjual suaranya. Ia menekankan bahwa memilih karena disuap tidak sesuai dengan ajaran agama, dan hal tersebut dapat membuat nurani seseorang mati. Menurut Mahfud, memiliki mata dan telinga saja tidak cukup jika tidak digunakan untuk melihat dan mendengar kebenaran.

Mahfud juga menegaskan bahwa pernyataannya adalah ajakan untuk memilih pemimpin bersama, bukan untuk menyingkirkan musuh atau lawan politik. Setelah kontestasi selesai, Mahfud berpendapat bahwa semua pihak harus bersatu.

Sebelumnya, Mahfud telah meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelidiki dugaan transaksi janggal pada Pemilu 2024. Ia berharap agar dana politik yang mencurigakan dapat diungkap dan jika terbukti sebagai uang haram, pelakunya harus ditangkap.

Mahfud juga mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam pemilu dan tidak berpikir bahwa tidak ada calon yang baik. Baginya, pemilu bukanlah tentang memilih orang sempurna, tetapi tentang memperkecil peluang orang jahat memimpin. Ia menekankan bahwa baik orang yang memilih maupun yang tidak, hasilnya akan tetap ada pemimpin, dan masyarakat akan tunduk pada kebijakan yang diambil.

Selain itu, Mahfud menyoroti perbedaan antara politik identitas dan identitas politik. Ia menjelaskan bahwa politik identitas cenderung memandang kelompok primordial sebagai lawan atau musuh, sedangkan identitas politik diperbolehkan dengan tujuan mengamankan aspirasi kelompok tertentu tanpa menganggap kelompok lain sebagai musuh.

Dengan pernyataan dan ajakannya, Mahfud MD berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam proses pemilu dan menjaga integritas pemilihan untuk mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.