Haris Azhar Ajak Pemilih Muda di Pilpres 2024 untuk Pilih Berdasarkan Kapasitas dan Aksi Nyata

Aktivis HAM Haris Azhar mengajak pemilih pemula Pilpres 2024 untuk memeriksa kapasitas dan implementasi janji calon presiden dan wakil presiden

Haris Azhar Ajak Pemilih Muda di Pilpres 2024 untuk Pilih Berdasarkan Kapasitas dan Aksi Nyata
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengajak para pemilih pemula untuk memeriksa kapasitas dari setiap capres-cawapres di Pilpres 2024.

Cydem.co.id' Jakarta - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar, memberikan pesan penting kepada pemilih pemula yang akan mengikuti Pemilihan Presiden 2024. Haris menekankan bahwa penting untuk memeriksa kapasitas dan aksi nyata setiap calon presiden dan wakil presiden, bukan hanya terpaku pada gaya pribadi atau popularitas mereka.

Dalam sebuah acara seminar di Universitas Indonesia, Haris mengingatkan para pemilih muda bahwa kesamaan personal dengan calon bukanlah satu-satunya pertimbangan yang harus diperhatikan. Alih-alih, pemilih perlu memeriksa agenda kepemimpinan, kemampuan implementasi visi, dan peran serta prinsip yang telah dijalankan oleh setiap pasangan calon.

"Pesan saya buat pemilih pemula itu jangan sekadar mencari kecocokan soal gaya personaliti, tapi yang harus dilakukan sama anak muda adalah memeriksa terkait dengan kapasitas dari setiap orang yang maju sebagai capres maupun sebagai cawapres," ujar Haris.

Ia juga menegaskan bahwa pemilih seharusnya tidak hanya membeli janji-janji atau penampilan menarik para calon. Haris menyarankan agar pemilih fokus pada aspek kapasitas, visi, dan peran calon selama ini.

Dalam konteks ini, Haris menyinggung beberapa calon presiden seperti Anies Baswedan dan Mahfud MD. Haris menantang mereka untuk membuktikan janji-janji mereka dengan tindakan nyata, terutama dalam konteks penerapan kebijakan dan keberhasilan menjalankan visi yang diusung.

"Jadi, jangan sekadar beli janjinya, beli joget-jogetnya, salah itu. Kita memilih presiden bukan mau memilih penari," tegas Haris.

Haris juga menilai bahwa permasalahan utama di Indonesia bukan hanya terletak pada mimpi atau visi calon, melainkan pada pelaksanaan kebijakan publik yang kurang memperhatikan partisipasi warga dan hak-hak mereka.

Sebagai seorang aktivis HAM, Haris mengajak pemilih untuk lebih kritis dan tidak terpengaruh oleh citra populer semata. Menurutnya, pemilihan seharusnya didasarkan pada evaluasi yang mendalam terhadap kapasitas dan kinerja nyata setiap calon, untuk memastikan pemilihan pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia.