The Body Shop Tutup Gerai di AS dan Kanada, Bagaimana Nasib Bisnisnya di Indonesia?

Cydem.co.id' Jakarta - CEO The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo, dengan tegas menegaskan bahwa meskipun bisnis The Body Shop di Amerika Serikat menghadapi kebangkrutan, keberadaan merek tersebut di Indonesia akan tetap berkembang pesat.

Suzy Hutomo, dalam pernyataannya yang diposting di akun Instagram resmi The Body Shop Indonesia pada Sabtu (16/3), menegaskan bahwa meskipun kabar buruk tersebut menyebar, The Body Shop Indonesia tetap akan terus berkembang di Indonesia.

Menurut Suzy, cabang The Body Shop di Indonesia berada di bawah kepemilikan Global Head Franchise dan beroperasi secara independen. Hal ini membedakannya dari cabang-cabang internasional seperti di Eropa dan Amerika.

Lebih lanjut, Suzy Hutomo menegaskan bahwa The Body Shop Indonesia tetap mempertahankan nilai-nilai autentik yang ditanamkan oleh pendiri, Anita Roddick, sehingga dapat terus berkembang.

Pada beberapa hari yang lalu, The Body Shop mengumumkan penutupan seluruh toko di Amerika Serikat karena kondisi keuangan yang tidak menguntungkan. Demikian juga di Kanada, puluhan gerai ditutup.

Berdasarkan pernyataan resmi perusahaan, faktor-faktor seperti tingginya inflasi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan para pengecer, termasuk The Body Shop.

Meskipun demikian, The Body Shop tetap terkenal dengan produk-produknya yang berlabel alami, berkelanjutan, beretika, dan tanpa kekejaman terhadap hewan. Didirikan oleh aktivis HAM dan lingkungan hidup, Anita Roddick, pada tahun 1976 di Inggris, The Body Shop telah menjadi perusahaan yang mendapat sertifikasi sebagai 'B Corp' pada tahun 2019, menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan kesadaran lingkungan.

Hingga tahun 2023, produk-produk The Body Shop telah dipasarkan di lebih dari 2.500 lokasi ritel di lebih dari 80 negara dan tersedia secara daring di lebih dari 60 pasar, menegaskan keberhasilannya sebagai merek global yang tangguh meskipun tantangan di berbagai pasar.